Setelah berhasil diperoleh, dapatkah naskah langsung diterbitkan? Tentu, tidak. Naskah harus melalui empat tahap berikut guna memastikan naskah benar-benar siap terbit; dimulai dari tingkatan paling luas hingga ke yang paling rinci.Tak semua tahap atau tingkat tersebut harus dijalani. Hal itu tergantung pada kualitas naskah, ketersediaan waktu, anggaran, dan berbagai faktor lainnya. Berikut keempat tingkat tersebut.
1. Editing pengembangan. Biasanya banyak dijumpai pada penerbitan buku teks pelajaran atau buku referensi. Editor pengembang bertugas mendampingi penulis dalam mempersiapkan naskah. Editor membantu menyiapkan konsep, judul, pendekatan, dan kerangka naskah. Editor terkadang perlu pula membantu dalam riset atau perubahan (urutan) naskah.
2. Editing substansi (substantive editing). Dikenal pula sebagai editing kalimat (line editing) karena dilakukan baris demi baris. Umumnya sering terdapat pada penerbitan buku umum (trade books). Kebutuhan akan editing jenis ini muncul pada kasus tertentu. Contohnya, naskah telah rapi, lengkap, dan terkini. Namun, nada atau gaya bahasa penulis dipandang kurang sesuai dengan pembaca sasaran. Untuk itu, naskah perlu dipoles atau bahkan ditulis ulang (rewriting) agar sesuai dengan selera pembaca sasaran.
3. Editing mekanis (mechanical editing). Tujuannya untuk memastikan naskah bebas salah. Editing mekanis meliputi pemeriksaan tata bahasa, ejaan, penggunaan huruf kapital, dan sebagainya. Menurut Chicago Manual of Style, gabungan kegiatan dari editing substansi dan editing mekanis dikenal sebagai kopiediting (copyediting).
4. Baca pruf (proofreading). Baca pruf itu mirip dengan editing mekanis. Tujuannya untuk meniadakan kesalahan tata bahasa, ejaan, dan kesalahan mekanikal lainnya yang masih tertinggal. Bila kopiediting dilakukan sebelum naskah diatak (di-layout); baca pruf, sesudahnya.
Keempat tingkat atau tahapan di atas tak harus berlangsung berurutan. Bisa saja editor pengembang melakukan kopiediting sambil melakukan editing pengembangan. Begitu pula kopieditor bisa saja menyarankan untuk mengubah struktur naskah sewaktu megerjakan kopiediting.
Di samping itu, setiap tahap editing tersebut tak harus dikerjakan oleh editor yang berbeda-beda. Pada buku umum, editor akusisi juga biasa melakukan editing pengembangan. Begitu pula kopieditor juga dapat merangkap sebagai line editor ataupun proofreader. Jadi, editor itu lebih merupakan fungsi ketimbang nama jabatan. Pada perusahaan penerbitan tertentu dikenal pula editor sapu jagat. Editor jenis ini tak hanya mengerjakan semua jenis editing, melainkan juga menulis dan me-layout naskah.
Kini Anda paham editing tidak hanya menyangkut titik-koma atau pilihan kata. Setelah tahu tingkat-tingkat editing, jenis editing apa yang dibutuhkan naskah Anda sekarang? ■(Donny HF)
1. Editing pengembangan. Biasanya banyak dijumpai pada penerbitan buku teks pelajaran atau buku referensi. Editor pengembang bertugas mendampingi penulis dalam mempersiapkan naskah. Editor membantu menyiapkan konsep, judul, pendekatan, dan kerangka naskah. Editor terkadang perlu pula membantu dalam riset atau perubahan (urutan) naskah.
2. Editing substansi (substantive editing). Dikenal pula sebagai editing kalimat (line editing) karena dilakukan baris demi baris. Umumnya sering terdapat pada penerbitan buku umum (trade books). Kebutuhan akan editing jenis ini muncul pada kasus tertentu. Contohnya, naskah telah rapi, lengkap, dan terkini. Namun, nada atau gaya bahasa penulis dipandang kurang sesuai dengan pembaca sasaran. Untuk itu, naskah perlu dipoles atau bahkan ditulis ulang (rewriting) agar sesuai dengan selera pembaca sasaran.
3. Editing mekanis (mechanical editing). Tujuannya untuk memastikan naskah bebas salah. Editing mekanis meliputi pemeriksaan tata bahasa, ejaan, penggunaan huruf kapital, dan sebagainya. Menurut Chicago Manual of Style, gabungan kegiatan dari editing substansi dan editing mekanis dikenal sebagai kopiediting (copyediting).
4. Baca pruf (proofreading). Baca pruf itu mirip dengan editing mekanis. Tujuannya untuk meniadakan kesalahan tata bahasa, ejaan, dan kesalahan mekanikal lainnya yang masih tertinggal. Bila kopiediting dilakukan sebelum naskah diatak (di-layout); baca pruf, sesudahnya.
Keempat tingkat atau tahapan di atas tak harus berlangsung berurutan. Bisa saja editor pengembang melakukan kopiediting sambil melakukan editing pengembangan. Begitu pula kopieditor bisa saja menyarankan untuk mengubah struktur naskah sewaktu megerjakan kopiediting.
Di samping itu, setiap tahap editing tersebut tak harus dikerjakan oleh editor yang berbeda-beda. Pada buku umum, editor akusisi juga biasa melakukan editing pengembangan. Begitu pula kopieditor juga dapat merangkap sebagai line editor ataupun proofreader. Jadi, editor itu lebih merupakan fungsi ketimbang nama jabatan. Pada perusahaan penerbitan tertentu dikenal pula editor sapu jagat. Editor jenis ini tak hanya mengerjakan semua jenis editing, melainkan juga menulis dan me-layout naskah.
Kini Anda paham editing tidak hanya menyangkut titik-koma atau pilihan kata. Setelah tahu tingkat-tingkat editing, jenis editing apa yang dibutuhkan naskah Anda sekarang? ■(Donny HF)
Komentar
Posting Komentar